Jumat, 02 Desember 2011

Wajah Baru KPK


Dari kiri ke kanan: Bambang Widjojanto, Abraham Samad, Adnan Pandu Praja, dan Zulkarnain. 


Terpilihnya Bambang Widjojanto, Abraham Samad, Adnan Pandu Praja, dan Zulkarnain sebagai pimpinan KPK dengan Abraham Samad sebagai ketua KPK yang baru membuka harapan bagi penegakan tindak pidana korupsi yang belakangan ini belum menemukan titik terang. Dengan adanya empat orang tersebut di posisi strategis dalam proses memberantas korupsi ini jelas memberikan peluang besar untuk memperbaiki kinerja KPK yang sebelumnya masih kurang "greget".
Abraham mendapat 43 dari 56 suara anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat dalam pemungutan suara pada Jumat (2/12/2011). Abraham mengalahkan empat pimpinan KPK yang lebih senior darinya yakni Bambang Widjojanto (4 suara), Busyro Muqoddas (5 suara), Adnan Pandu Praja (1 suara), dan Zulkarnain (3 suara).
 
Sebagai ketua KPK yang baru, Abraham Samad harus berani dan tegas dalam memberantas kasus-kasus korupsi sekalipun melibatkan pejabat-pejabat tinggi negara. Sebagai pribadi yang independen dan tergolong dalam usia yang relatif muda (kelahiran 27 November 196), Abraham Samad jelas memiliki jiwa dan semangat baru untuk mendukung terlaksananya Indonesia bersih korupsi. Memang hal yang tidak mudah menyelesaikan kasus korupsi yang sedemikian kompleksnya. Abraham Samad harus membuktikan bahwa dirinya merupakan sosok pemimpin yang memiliki integritas tinggi.


Mari kita dukung sosok Bambang Widjojanto, Abraham Samad, Adnan Pandu Praja, dan Zulkarnain sebagai pimpinan KPK yang baru. Semoga di tangan mereka, KPK dapat menjadi lembaga yang mampu menangani kasus korupsi yang telah mengakar di negeri ini. AMDG

Kamis, 01 Desember 2011

Sebuah Catatan untuk Indonesia

Enam puluh enam tahun sudah Indonesia merdeka. Telah terjadi dinamika yang begitu kompleks dalam proses menjadi sebuah bangsa, namun apakah selama itu Indonesia sudah dapat dikatakan sebagai bangsa maju yang mampu membuat rakyatnya sejahtera?
Sudah enam presiden secara berkala memimpin bangsa ini. Proses kemajuan bangsa perlahan meningkat namun dekadensi akan kehidupan bernegara juga terjadi di dalamnya bahkan permasalahan klasik bangsa ini belum terpecahkan, KORUPSI. Pemerintahan SBY belum mampu mengatasi hal ini bahkan sampai periode keduanya, padahal di awal masa jabatannya, SBY begitu mengagung-agungkan pemberantasan korupsi. Bagaimana mau diberantas jika memang di dalam pemerintahan itu sendiri sudah terdapat korupsi?
Sistem pemerintahan di Indonesia yang demokrasi (terlebih sejak era reformasi) memang membuka palang pintu sebesar-besarnya bagi para pejabat untuk "memakan" uang rakyat. Hal ini tidak bisa dibiarkan begitu saja. Sistem demokrasi di Indonesia tidak diciptakan untuk tujuan KORUPSI, namun demi kemajuan bangsa yang lebih baik.
Sistem demokasi diciptakan agar segala ide pikiran masyarakat yang membangun dapat diterima sebagai pertimbangan kebijakan pemerintah, namun mengapa yang terjadi justru ide pikiran itu dimatikan dan sistem demokrasi sungguh menjadi peluang pejabat melakukan korupsi?
Sebagai generasi penentu bangsa, kita jangan mau ikut arus para pejabat kotor itu. Butuh adanya pendidikan karakter sejak awal sehingga prioritas kita tidak semata pada harta duniawi yang tidak mungkin dibawa mati. Rasa keadilan dan semangat patriotisme harus ada dalam diri setiap orang dalam bangsa ini. Jangan mau Indonesia dibawa pada lubang kehancuran karena sikap dan perilaku warga negaranya sendiri.
Butuh pribadi-pribadi yang memegang teguh idealisme moralitas absolut universal semacam Soe Hok Gie dalam memajukan bangsa ini. Jika pemerintah tidak "becus" dalam menangani segalam permasalahan, maka itu dapat dikarenakan berbagai sebab, seperti posisi menteri atau pejabat lainnya yang bukan diisi oleh orang yang ahli di bidangnya, namun karena kepentingan politik semata. Harus ada perombakan jika ingin ada perubahan. Mari menjadi pribadi yang kritis terhadap segala kebijakan pemerintah. Jangan mau dijajah oleh bangsa sendiri karena di sini, di tanah ini kita dilahirkan. Sudah sepatutnya di tanah ini pula kita mengabdi dan menjunjung tinggi rasa solidaritas terhadap segala lapisan masyarakat. Kesejahteraan bangsa ini ditentukan oleh orang-orang di dalamnya. Salamku untuk semua rakyat Indonesia. AMDG